Penulis : Agung Tri Rahmanto (Penyuluh Perindag Madya Dinas Perindag Sleman)
Rumah Kreatif Sleman, yang lebih dikenal dengan RKS, sudah berkiprah lebih dari 5 tahun untuk membersamai pelaku usaha kecil di Kabupaten Sleman. Di usia ini, unit layanan Dinas Perindag tersebut terus berupaya untuk memberikan layanan dan pembinaan melalui kegiatan dan bentuk pelayanan yang berbeda dengan konteks keunggulan. RKS berprinsip untuk selalu memberikan pelayanan terbaik dan berlomba untuk memberikan yang lebih baik kepada pelanggan yaitu pelaku usaha kecil di Sleman.
Saat ini ada lebih dari 3.000 pelaku usaha yang telah bergabung dengan RKS. Siapapun boleh mendaftar, asalkan merupakan pelaku usaha yang lokasi usahanya ada di wilayah Kabupaten Sleman. Sejak berdiri tahun 2017, anggota RKS semakin berkembang dengan jumlah penambahan yang bervariasi setiap tahun. Pada tahun 2018 dan 2019, penambahan anggota cukup banyak dengan jumlah diatas anggota baru. Sejak 2020 penambahan anggota baru cukup stabil di angka 400an. Hal ini tentu menjadi sinyal agar RKS perlu semakin gencar mensosialisasikan kegiatan dan merekrut anggota baru. Hal ini dalam rangka memberikan manfaat yang lebih besar kepada usaha kecil khususnya IKM (industri kecil menengah) di Sleman. Sebab menurut data Dinas Perindag tahun 2021, ada sekitar 11 ribu pelaku industri kecil, sehingga baru sekitar 25% dari total pelaku industri kecil di Sleman.
RKS mempunyai semangat untuk membantu usaha kecil di Sleman agar meloncat lebih tinggi. Kata meloncat memuat harapan dan semangat untuk menaikkan bisnis mereka jauh lebih baik. Berdasar hasil survei pada 183 anggota RKS terkait capaian usaha di akhir tahun 2022, ada 70% ikm yang mengalami kenaikan omset di dibandingkan di awal 2022. Bila dibandingkan antara IKM yang mengikuti kelas intensif seperti Coaching, Fundamental Business, dan Scale Up dengan IKM yang tidak mengikuti program tersebut, terdapat selisih 13% dalam jumlah IKM yang mengalami kenaikan omset. Sekitar 67% IKM yang tidak mengikuti kelas intensif mengalami kenaikan omset, sedangkan 80% IKM yang mengikuti program bisa naik omsetnya. Mereka yang mengikuti program intensif mengalami kenaikan omset rata-rata 88%. Sedangkan yang tidak mengikuti kelas intensif kenaikan omset rata-rata hanya 71%. %. Hal ini menunjukkan kondisi ekonomi yang semakin baik, dan IKM sudah semakin siap untuk memanfaatkan peluang dengan perbaikan-perbaikan yang sudah dilakukan. Selain itu angka tersebut bisa menjadi indikator bahwa program intensif cukup signifikan memberikan pengaruh terhadap kinerja usaha anggota RKS.
Sesuai dengan jargon Go Modern, usaha kecil juga harus dikelola dengan profesional. RKS menyelenggarakan berbagai kelas pelatihan besar dan mentoring untuk membantu pelaku usaha meningkatkan kualitas pengelolaan usaha di semua aspek termasuk pengelolaan SDM, sistem produksi, dan pemasaran. Produk yang dihasilkan IKM Sleman selain berkualitas juga harus tampil modern. Kemasan saat ini menjadi sangat penting untuk memperkuat brand dan menjadi pertimbangan penting konsumen untuk membeli. Oleh karena itu RKS menyelenggarakan pelatihan dan layanan desain terkait kemasan. RKS juga menjalin sinergi dengan Sekolah Tinggi Seni Rupa dan desain Visi Yogyakarta dalam program Sumbangsih Kreatif #2 yang berupa fasilitasi desain kemasan kepada 50 IKM terpilih di Sleman.
RKS juga mempunyai semangat untuk mendorong IKM agar Go Digital, sehingga IKM bisa memanfaatkan perkembangan teknologi informasi dalam pengelolaan usaha. RKS memberikan pelatihan dan pendampingan kepada IKM agar bisa memaksimalkan media sosial untuk mendukung bisnis. Salah satu materi penting adalah pembuatan konten dengan desain dan copywriting yang baik. Sebab saat ini konsumen terlebih dahulu mengkonsumsi konten daripada mengkonsumsi produk yang dijual. Oleh karena itu kelas RKS cukup banyak yang mengambil tema terkait dunia digital. Tahun 2022 ada 28 kelas pelatihan yang bertema tentang konten dan pemasaran digital.
Di tahun 2022, RKS menyelenggarakan 125 kelas pelatihan dan coaching. Jumlah ini memang lebih rendah dari tahun sebelumnya. Salah satu penyebabnya adalah anggaran kegiatan pelatihan yang dirasionalisasi. Namun demikian, jumlah IKM yang terfasilitasi lebih banyak sehingga semakin banyak IKM yang bisa merasakan manfaat RKS. Hal ini menunjukkan kelas RKS semakin menarik untuk diikuti dan pemerataan terhadap anggota berjalan lebih baik
2018 | 2019 | 2020 | 2021 | 2022 | |
Jumlah Kelas RKS | 53 | 161 | 149 | 149 | 125 |
IKM Terfasilitasi Kelas RKS | 468 | 508 | 493 | 611 | 634 |
RKS selalu melakukan evaluasi dan mendengarkan berbagai kritik dan masukan dari stakeholder, terlebih dari customer utama yaitu para anggota. Setiap selesai pelaksanaan kegiatan, form evaluasi online disebarkan untuk menjaring penilaian terkait kelas yang sudah terlaksana. Rata-rata peserta sudah merasa puas dan menilai penyelenggaraan RKS sudah baik. Berdasarkan kuesioner evaluasi, rata-rata peserta memberikan nilai diatas PUAS (4,6) terhadap materi yang disampaikan. Nilai diatas PUAS (4,7) juga diberikan pada narasumber. RKS memang berusaha selalu menghadirkan narasumber yang merupakan ahli dan praktisi agar bisa menyampaikan materi dengan optimal dan praktis bagi IKM. Kuesioner menunjukkan catatan dan masukan dari peserta terkait dengan ketepatan waktu pelaksanaan yang hal ini tergantung dari kedisiplinan peserta. RKS memang perlu lebih selektif dalam pemilihan peserta agar pelatihan berjalan dengan efektif.
Pelaku usaha kecil di Sleman terus didorong agar bangkit dan terus bergerak agar lebih baik. Masih banyak catatan untuk perbaikan bagi Rumah Kreatif Sleman agar terus bisa melayani dan membersamai pelaku usaha kecil Sleman. Terbatasnya dukungan anggaran dari APBD memang menjadi tantangan, namun harus disikapi menjadi penyemangat untuk terus berinovasi dan menjalin sinergi. RKS ora leren melayani IKM Sleman meloncat lebih tinggi. (nr)
Informasi Agenda Dinas
Tidak Ada Comment